Sabtu, 27 Mei 2017

Penciptaan Malaikat Dalam Alquran

Allah ﷻ menciptakan malaikat dari cahaya.CAHAYA? Tidak dijelaskan rincian tentang hal ini dan kita tidak dibebani syariat untuk mencari tahu tentang hal itu.Dari Aisyah RA menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian (tanah).” (HR. Muslim no. 2996)

Penciptaan Malaikat
Sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui perihal penciptaan Malaikat adalah dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah saw.

Dalil penciptaan Malaikat yang dapat ditemukan diantaranya sebagai berikut:

1. Q.S. Fatir ayat 1
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ جَاعِلِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُوْلِيٓ أَجۡنِحَةٖ مَّثۡنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَۚ يَزِيدُ فِي ٱلۡخَلۡقِ مَا يَشَآءُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ١

1. Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2. Hadis Rasulullah saw. Yang diriwayatkan oleh Muslim.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم خُلِقَتِ المَلٰئِكَةُ مِنْ نُوْرِ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجِ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ اٰدَمَ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

Artinya: “Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw bersabda,”Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari Sesutu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.”

Dari dalil-dalil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Malaikat adalah makhluk Allah swt yang diciptakan dari Nur (cahaya) dan memiliki sayap.

http://www.umatnabi.com/2017/05/penciptaan-malaikat-dalam-alquran.html


Dan jumlah mereka sangatlah banyak. Rasulullah ﷺ bersabda,


مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ


“Tidak ada satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah.” (HR. Ahmad No. 21516).

Di antara hal yang disaksikan Rasululullah ﷺ saat isra mi’raj adalah


فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ

“Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Aku pun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari 3207 dan Muslim 164).

Artinya jumlah malaikat itu sangatlah banyak. Lebih banyak dari jumlah manusia. Dan sejumlah besar malaikat itu dipimpin oleh Malaikat Jibril ‘alaihissalam.

Keistimewaan Para Malaikat
Sebelum bertutur tentang Jibril, sejenak kita simak beberapa malaikat yang dipimpin oleh Jibril. Kita rangsang nalar kita dengan mengenal keagungan penciptaan mereka sebelum kita berbicara tentang yang paling istimewa di antara mereka. Karena terkadang nalar kita yang lemah ini tidak bisa langsung meloncat membayangkan dan mentadabburi sesuatu yang paling istimewa sebelum dikenalkan dengan hal-hal yang istimewa di bawahnya.

Alquran dan sunnah menyebutkan beberapa malaikat yang hendaknya dikenal oleh kaum muslimin. Jibril, Mikail, Israfil, Malaikat Maut, Munkar dan Nakir, Raqib dan Atid, Ridwan dan Malik. Merekalah malaikat-malaikat yang tidak lalai dari apa yang Allah perintahkan, tidak pula mereka memaksiati Tuhannya.


Para malaikat adalah makhluk yang terbuat dari cahaya yang Allah ciptakan dengan sayap-sayap. Allah ﷻ berfirman,


الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir: 1).

Di antara malaikat yang dipimpin oleh Jibril adalah malaikat pemikul arasy. Pemikul ciptaan Allah ﷻ yang terbesar. Rasulullah ﷺ bersabda:


أُذِنَ لِىْ أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللهِ مِنْ حمَلَةِ الْعَرْشِ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إلَى عَاتِقِهِ مَسِيْرَةُ سَبْعِمِائَةِ سَنَةٍ.


“Aku diidzinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul arasy, yaitu antara daging telinga (tempat anting. pen) dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Dawud no 4727).

Salah satu dari pemikul arasy itu adalah ISRAFIL sang peniup Sangkakala. Tahukah kalian besarnya Sangkakala itu? Diameternya adalah antara langit dan bumi. Sedangkan jarak langit dan bumi adalah 500 tahun perjalan dengan kuda yang tercepat.

Dari al-Abbas bin Abdul Muthallib, Rasulullah ﷺ bersabda,


هَلْ تَدْرُوْنَ كَمْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ؟ قُلْنَا: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: بَيْنَهُمَا مَسِيْرَةٍ خَمْسَمِائَة سَنَة…


“Apakah kalian tahu berapa jarak antara LANGIT dan bumi?” Kami (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Jarak langit dan bumi adalah perjalanan 500 tahun…” (HR. Abu Dawud dan selainnya).

Allahu Akbar! Bayangkan! Betapa agungnya penciptaan malaikat pemikul arasy. Itulah salah satu malaikat yang begitu besar dan Jibril adalah pemimpinnya.

Malaikat lainnya adalah Malaikat Malik, penjaga neraka. Pernahkah Anda mendengar HADIST tentang sifat fisik penduduk neraka? Penduduk neraka adalah orang-orang yang Allah besarkan fisik mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا بَيْنَ مَنْكِبِي الكَافِرِ فِي النَّارِ مَسِيْرَةٌ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ لِلرَّاكِبِ المُسْرِعُ

“Jarak antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka sejauh perjalanan 3 hari yang ditempuh penunggang kuda yang larinya cepat.” (HR. Bukhari 6551 dan Muslim 2852).

Allah besarkan jisim mereka agar adzab yang mereka derita lebih maksimal dan lebih terasa di setiap lekuk dan jengkal tubuhnya. Kalau penduduk neraka sebesar itu, lalu bagaimana dengan Malaikat Malik, penjaga neraka. Malaikat yang ditakuti oleh para kriminal dan pendosa penghuni Jahannam itu. Suatu ketika, kelak penduduk neraka meminta kepada Malik agar menyampaikan kepada Allah supaya mereka dimatikan saja. Karena tidak tahan dengan pedihnya derita adzab.

وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ


“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Rabbmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (hidup di neraka ini selama-lamanya)”. (QS. Az-Zukhruf: 77).

Lalu bagaimana pula hebatnya MALAIKAT Maut yang bertugas mencabut nyawa? Malaikat yang tunggal ini mampu mencabut nyawa manusia di segala penjuru DUNIA, di ujung timur dan barat, dalam waktu serentak. Dalam detik yang sama. Dan dia sama sekali tidak pernah lalai dalam melakukannya. Ia tidak pernah terlambat mengeksekusi manusia. Tidak juga terlalu cepat. Semua ia lakukan dengan presisi dan akurasi waktu yang luar biasa tepatnya.Demikianlah semoga bermanfaat

Kamis, 25 Mei 2017

Zakir Naik Menjawab Pertanyaan Sulit

Mengapa Tuhan Disebut Allah Dalam Islam? Inilah Jawaban Dr Zakir Naik

Ada Pertanyaan : “Mengapa Tuhan Disebut ALLAH Dalam Islam? ” Inilah Jawaban Brilian Dr Zakir Naik Atas Pertanyaan Tersebut .

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.. Salam sejahtera utk kita semua. semoga info ini dapat memberikan manfaat bagi sahabat semuanya. silahkan di baca informasi selengkapnya!

Mengapa TUHAN Disebut Allah Dalam Islam? Inilah Jawaban Brilian Dr Zakir Naik Atas Pertanyaan Tersebut .

http://www.umatnabi.com/2017/05/zakir-naik-menjawab-pertanyaan-sulit.html

Seseorang wanita non MUSLIM–di antara beberapa ribu hadirin- ajukan pertanyaan pada Dr Zakir Naik kenapa Allah dimaksud Allah, gak disebut dengan nama yg lain?

Seperti umumnya, Dr Zakir memberi jawaban yg brilian.

“Saudari itu ajukan pertanyaan kenapa Allah disebut Allah, tak nama yg lain. Jawabannya ada pada Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 110.


قُلِ اد�'عُوا اللَّهَ أَوِ اد�'عُوا الرَّح�'مَنَ أَيًّا مَا تَد�'عُوا فَلَهُ ال�'أَس�'مَاءُ ال�'حُس�'نَى

Katakanlah, serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yg mana saja anda seru, Dia mempunyai asma’ul husna (QS. Al Isra’ : 110)

Kau dapat menyebutkan Tuhan (Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan nama apa pun, namun sebaiknya nama-Nya yg benar, sebaiknya nama yang diberikannya pada diri-Nya sendiri. Serta ada 99 nama yg dijelaskan dalam Al Qur’an serta hadits shahih ; Ar Rahman, Ar Rahim, Al Karim, Al Hakim, dan sebagainya tidak kurang dari 99 nama. Serta sebagai mahkotanya yaitu “Allah”.

Serta firman Allah “Allah mempunyai asma’ul husna” ini terkecuali terdaftar dalam surat Al Isra’ ayat 110 juga diulang dalam surat Thaha ayat 8, Al A’raf ayat 180 serta surat Al Hashr ayat 24 dimana Allah menerangkan kalau Dia mempunyai asma’ul husna. Namun nama sebagai mahkota yaitu

“ALLAH”.

Kenapa Muslim lebih suka menyebutkan “Allah” dari pada memakai bhs Inggris “God”?

Saudari, argumennya yaitu, semuanya nama serta kata yg lain bisa mereka mainkan. Umpamanya bila engkau memberikan “s” pada kata “God”, dia jadi Gods (tuhan-tuhan). Tetapi tak ada bentuk jamak dari kata “Allah”. Dialah yg Maha Esa.

Bila engkau memberikan kata “dess” pada kata “God” dia jadi “Goddes” (tuhan wanita).

Dalam Islam, tak ada yg namanya “Allah lelaki” atau “Allah perempuan”. Allah tak mempunyai jenis kelamin.

Baca Juga:Dabbah Menurut Al Quran

Bila kau memberikan “Bapak” pada “Tuhan” jadi jadi “Tuhan Bapak”. Tiada yg namanya Tuhan Ayah dalam Islam.

Bila kau memberikan “Ibu” pada “Tuhan” jadi jadi “Tuhan Ibu”. Tiada yg namanya Tuhan Ibu dalam ISLAM.

Bila kau memberikan nama spesifik pada “Tuhan”, jadilah ia “Tuhan Palsu”. Dalam Islam tiada Allah palsu. Tersebut kenapa kami muslim lebih sukai menyebutkan “Allah” sesuai sama bhs Arabnya. ”

DR Zakir Naik juga tunjukkan kalau kata “Allah” nyatanya ada di nyaris semuanya KITAB suci agama besar didunia.